Senin, 23 Februari 2015

Naskah Drama " Suminten Edan"

Berikut ini saya post kan cuplikan naskah drama karya saya dan teman - teman :) INGAT INI HANYA CERITA VERSI DRAMA ,BUKAN CERITA YANG ASLINYA ! check it out :

SUMINTEN EDAN

Dahulu kala, hiduplah seorang pemuda yang bernama Subrata anak dari Bupati Trenggalek. Suatu hari ia bemimpi bertemu dengan seorang wanita yang canti. Keesokan harinya ia bercerita kepada ibunya tentang mimpinya semalam.
Subroto                  : “Ibu, saya tadi malam bermimpi bertemu dengan wanit yang sagat cantik.”
Ibu Subroto          : “Orangnya seperti apa? Aku jadi ingin bertemu dengannya.”
Subroto                  : “Orangnya cantik, memiliki rambut panjang dan indah, baik, ramah. Sepertinya ia anak dari Suramenggala.”
Ibu Subroto          : “Apakah kamu mengenalnya?”
Subroto                  : “Ya, dia adalah putri Suramenggolo yang merupakan warok terkenal di Ponorogo.”
Ibu Subroto          : “Lalu, maksud kamu membicarakan mimpi itu apa, nak?”
Subroto                  : “Sepertinya saya menyukai anak Suramenggala tersebut.”
Ibu Subroto berniat mendatangi rumah Suramenggala untuk menjodohkan putri Suramenggala yang bernama Cempluk Warsiah dengan Subroto.
Ibu Subroto          : “Assalamualaikum.”
Suramenggolo     : “Waalaikumsalam.
Ibu Subroto          : “Saya adalah istri bupati Trenggalek. Apa benar ini rumah Suramenggolo?”
Suramenggolo     : “Iya, benar. Ada keperluan apa ,seorang bupati berkunjung ke rumah saya yang sangat sederhana ini ?”
Ibu Subroto          :”Saya beniat untuk menjodohkan putrid bapak dengan anak saya Subroto.”
Suromenggolo    :”Mengapa ibu berniat menjodohkan Subroto dengan anak saya yang merupakan anak seorang biasa dan tidak terlalu cantik.”
Ibu Subroro          :”Saya tidak menilai orang dari status ataupun dari segi fisiknya.”
Suromenggolo    :”Baiklah, nanti saya bicarakan dengan anak saya dulu.”
Ibu Subroto          :”Ya sudah 5 hari lagi anak saya akan datang kesini.”
Suromenggolo    :”Ya, akan saya tunggu kedatangannya.”
Ibu Subroto          :”Ya sudah ,sekian dulu saya banyak urusan.”
Suromenggolo    :”Ya hati-hati.”
Setelah istri bupati  Trenggalek pulang, Suromenggolo memanggil anaknya.
Suromenggolo    :” Cempluk…Cempluk…Cempluk…”
Cempluk                :” Ada apa,Pak ?”
Suromenggolo    :” kamu itu gimana ? dipanggil kok nggak cepat datang.”
Cempluk                :” Maaf,Pak. Saya tadi masih sibuk dibelakang. Ada apa ?”
Suromenggolo    :” Apakah kamu kenal dengan Subroto, anak dari Bupati Trenggalek ?
Cempluk                :” Saya tidak kenal, tapi saya pernah melihatnya.”
Suromenggolo    :” Ya sudah, dia 5 hari lagi akan kesini. Kamu siapkan semuanya.”
Cempluk                :” Iya, Pak.”
5 hari kemudian…
Subroto datang kerumah Suromenggolo untuk bertamu dan mengenal lebih dekat dengan Cempluk dan keluarganya. Pada saat yang sama Surogentho dan anaknya yang bernama Suminten mengunjungi Suromenggolo di rumahnya uuntuk membicarakan tentang Padepokan. Pada saat itu, Suminten melihat Cempluk dan Subroto yang sedang berbincang berdua. Lalu, Suminten tertarik dengan Subroto. Sepulangnya dari rumah Suromenggolo, Suminten bercerita kepada
Suminten              :” Bapak, siapa laki – laki yang bersama Cempluk tadi ?”
Surogentho          :” oh…itu Subroto, calon suaminya Cempluk. Memangnya kenapa ?”
Suminten              :” Saya tertarik dengan Subroto. Apakah Bapak mau menjodohkan saya dengan Subroto.”
Surogentho          :” Itu tidak boleh sampai terjadi, Subroto itu sudah menjadi calon suami Cempluk.”
Suminten              :” Tapi, Pak. Saya sangat menyukainya.”
Surogentho          :” Pokoknya tidak boleh.”
Suminten              : (masuk kamar) BRAKK…
Beberapa hari kemudian….
Cempluk menikah dengan Subroto. Setelah pernikahan tersebut, Suminten menjadi gila karena Suminten tidak bisa menerima kenyataan tersebut. Dan bertepatan pada saat itu, Jin Gentho mulai memperlihatkan ketertarikannya pada Cempluk. Ia selalu mengganggu Cempluk. Hingga Cempluk mengadu kepada Suromenggolo . Kemudian Suromenggolo marah dan menemui Jin Gentho. Jin Gentho dipukul hingga jatuh. Lalu Jin Gentho tidak terima ia mengadu kepada Surogentho. Surogentho juga tidak terima dengan hal itu, dia beranggapan bahwa Suromenggolo telah menganiaya muridnya. Surogentho marah dan mendatangi Suromenggolo.
Surogentho          :” Hai…Suromenggolo, kenapa kamu memukul murid saya ?”
Suromenggolo    :” Karena muridmu sudah mengganggu Cempluk yang sudah bersuami.”
Surogentho          :” Tapi, mengapa harus dengan cara kekerasan ?”
Suromenggolo    :” Karena muridmu sudah keterlaluan erhadap Cempluk.”
Akhirnya terjadi perkelahian antara Suromenggolo dan Surogentho. Dan akhirnya Surogentho menghembuskan nafas terakhirnya pada perkelahian tersebut. Semenjak itu, Suminten menjadi sebatang kara dan kegilaannya bertambah parah. Melihat hal itu, Suromenggolo menjadi kasihan terhadap Suminten. Dia mengasuh Suminten. Saat Suminten berada di rumah Suromenggolo , Subroto heran lalu dia bertanya kepada Suromenggolo.
Subroto                  :” Bapak, siapa perempuan itu ?”
Suromenggolo    :” Dia adalah Suminten, Anak dari Surogentho. Kasihan dia hidup sebatang kara jadi
Bapak asuh disini.”
Subroto                  :” Tapi, mengapa dia gila ?”
Suromenggolo    :” Karena Suminten suka kepada kamu dan dia tidak rela jika kamu menikah
dengan Cempluk.”
Subroto                  :” Apa benar begitu, Pak ?”
Suromenggolo    :” Iya nak, benar.”
Subroto                  :” Lalu dengan cara apa untuk menyembuhkan Suminten ?”
Suromenggolo    :” Mungkin, dengan kamu menikahinya, dia bisa sembuh ?”
Subroto                  :” (berpikir) emm..ya nanti coba saya bicarakan dengan Suminten.”
Suromenggolo    :” Iya, nak.”
Tak lama kemudian Subroto meninggalkan Suromenggolo dan menghampiri Cempluk yang sedang berada di kamar.
Subroto                  :” Cempluk ?”
Cempluk                :” Iya, mas Broto. Ada apa?”
Subroto                  :” Aku ingin bertanya kepadamu, apakah aku boleh menikahi Suminten ?”
Cempluk                :” (terkejut) Apa? Kamu akan menikahi Suminten.”
Subroto                  :” Iya Cempluk, tadi Bapak bilang kalau Suminten gila karena suka kepadaku.”
Cempluk                :” Kalau untuk menolongnya aku izinkan. Tapi, jika unutk menuruti nafsumu tidak
aku izinkan.”
Subroto                  :” Tidak, Cempluk. Niatku dari awal memang untuk menolongnya agar cepat
Sembuh.”
Cempluk                :” Ya sudah, tidak apa – apa saya setujui.”
Akhirnya Subroto menikahi Suminten untuk menolongnya agar cepat sembuh. Dan Suminten pun sembuh dari kegilaannya.

SELESAI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar