Berikut ini saya post kan cuplikan naskah drama karya saya dan teman - teman :) INGAT INI HANYA CERITA VERSI DRAMA ,BUKAN CERITA YANG ASLINYA ! check it out :
SUMINTEN EDAN
Dahulu kala,
hiduplah seorang pemuda yang bernama Subrata anak dari Bupati Trenggalek. Suatu
hari ia bemimpi bertemu dengan seorang wanita yang canti. Keesokan harinya ia
bercerita kepada ibunya tentang mimpinya semalam.
Subroto :
“Ibu, saya tadi malam bermimpi bertemu dengan wanit yang sagat cantik.”
Ibu Subroto :
“Orangnya seperti apa? Aku jadi ingin bertemu dengannya.”
Subroto :
“Orangnya cantik, memiliki rambut panjang dan indah, baik, ramah. Sepertinya ia
anak dari Suramenggala.”
Ibu Subroto :
“Apakah kamu mengenalnya?”
Subroto :
“Ya, dia adalah putri Suramenggolo yang merupakan warok terkenal di Ponorogo.”
Ibu Subroto :
“Lalu, maksud kamu membicarakan mimpi itu apa, nak?”
Subroto :
“Sepertinya saya menyukai anak Suramenggala tersebut.”
Ibu Subroto
berniat mendatangi rumah Suramenggala untuk menjodohkan putri Suramenggala yang
bernama Cempluk Warsiah dengan Subroto.
Ibu Subroto :
“Assalamualaikum.”
Suramenggolo :
“Waalaikumsalam.
Ibu Subroto :
“Saya adalah istri bupati Trenggalek. Apa benar ini rumah Suramenggolo?”
Suramenggolo :
“Iya, benar. Ada keperluan apa ,seorang bupati berkunjung ke rumah saya yang
sangat sederhana ini ?”
Ibu Subroto :”Saya beniat untuk menjodohkan putrid
bapak dengan anak saya Subroto.”
Suromenggolo :”Mengapa
ibu berniat menjodohkan Subroto dengan anak saya yang merupakan anak seorang
biasa dan tidak terlalu cantik.”
Ibu Subroro :”Saya
tidak menilai orang dari status ataupun dari segi fisiknya.”
Suromenggolo :”Baiklah,
nanti saya bicarakan dengan anak saya dulu.”
Ibu Subroto :”Ya
sudah 5 hari lagi anak saya akan datang kesini.”
Suromenggolo :”Ya,
akan saya tunggu kedatangannya.”
Ibu Subroto :”Ya
sudah ,sekian dulu saya banyak urusan.”
Suromenggolo :”Ya
hati-hati.”
Setelah istri
bupati Trenggalek pulang, Suromenggolo
memanggil anaknya.
Suromenggolo :” Cempluk…Cempluk…Cempluk…”
Cempluk :” Ada apa,Pak ?”
Suromenggolo :” kamu itu gimana ? dipanggil kok nggak
cepat datang.”
Cempluk :” Maaf,Pak. Saya tadi masih
sibuk dibelakang. Ada apa ?”
Suromenggolo :” Apakah kamu kenal dengan Subroto, anak
dari Bupati Trenggalek ?
Cempluk :” Saya tidak kenal, tapi saya
pernah melihatnya.”
Suromenggolo :” Ya sudah, dia 5 hari lagi akan kesini.
Kamu siapkan semuanya.”
Cempluk :” Iya, Pak.”
5 hari kemudian…
Subroto datang
kerumah Suromenggolo untuk bertamu dan mengenal lebih dekat dengan Cempluk dan
keluarganya. Pada saat yang sama Surogentho dan anaknya yang bernama Suminten
mengunjungi Suromenggolo di rumahnya uuntuk membicarakan tentang Padepokan.
Pada saat itu, Suminten melihat Cempluk dan Subroto yang sedang berbincang
berdua. Lalu, Suminten tertarik dengan Subroto. Sepulangnya dari rumah
Suromenggolo, Suminten bercerita kepada
Suminten :” Bapak, siapa laki – laki yang
bersama Cempluk tadi ?”
Surogentho :” oh…itu Subroto, calon suaminya
Cempluk. Memangnya kenapa ?”
Suminten :”
Saya tertarik dengan Subroto. Apakah Bapak mau menjodohkan saya dengan Subroto.”
Surogentho :”
Itu tidak boleh sampai terjadi, Subroto itu sudah menjadi calon suami Cempluk.”
Suminten :”
Tapi, Pak. Saya sangat menyukainya.”
Surogentho :”
Pokoknya tidak boleh.”
Suminten :
(masuk kamar) BRAKK…
Beberapa
hari kemudian….
Cempluk
menikah dengan Subroto. Setelah pernikahan tersebut, Suminten menjadi gila
karena Suminten tidak bisa menerima kenyataan tersebut. Dan bertepatan pada
saat itu, Jin Gentho mulai memperlihatkan ketertarikannya pada Cempluk. Ia
selalu mengganggu Cempluk. Hingga Cempluk mengadu kepada Suromenggolo .
Kemudian Suromenggolo marah dan menemui Jin Gentho. Jin Gentho dipukul hingga
jatuh. Lalu Jin Gentho tidak terima ia mengadu kepada Surogentho. Surogentho
juga tidak terima dengan hal itu, dia beranggapan bahwa Suromenggolo telah
menganiaya muridnya. Surogentho marah dan mendatangi Suromenggolo.
Surogentho :” Hai…Suromenggolo, kenapa kamu
memukul murid saya ?”
Suromenggolo :” Karena muridmu sudah mengganggu Cempluk
yang sudah bersuami.”
Surogentho :” Tapi, mengapa harus dengan cara
kekerasan ?”
Suromenggolo :” Karena muridmu sudah keterlaluan erhadap
Cempluk.”
Akhirnya
terjadi perkelahian antara Suromenggolo dan Surogentho. Dan akhirnya Surogentho
menghembuskan nafas terakhirnya pada perkelahian tersebut. Semenjak itu,
Suminten menjadi sebatang kara dan kegilaannya bertambah parah. Melihat hal
itu, Suromenggolo menjadi kasihan terhadap Suminten. Dia mengasuh Suminten.
Saat Suminten berada di rumah Suromenggolo , Subroto heran lalu dia bertanya
kepada Suromenggolo.
Subroto :” Bapak, siapa perempuan itu
?”
Suromenggolo :” Dia adalah Suminten, Anak dari
Surogentho. Kasihan dia hidup sebatang kara jadi
Bapak asuh disini.”
Subroto :” Tapi, mengapa dia gila ?”
Suromenggolo :” Karena Suminten suka kepada kamu dan dia
tidak rela jika kamu menikah
dengan Cempluk.”
Subroto :” Apa benar begitu, Pak ?”
Suromenggolo :” Iya nak, benar.”
Subroto :” Lalu dengan cara apa untuk
menyembuhkan Suminten ?”
Suromenggolo :” Mungkin, dengan kamu menikahinya, dia
bisa sembuh ?”
Subroto :” (berpikir) emm..ya nanti
coba saya bicarakan dengan Suminten.”
Suromenggolo :” Iya, nak.”
Tak lama
kemudian Subroto meninggalkan Suromenggolo dan menghampiri Cempluk yang sedang berada
di kamar.
Subroto :” Cempluk ?”
Cempluk :” Iya, mas Broto. Ada apa?”
Subroto :” Aku ingin bertanya
kepadamu, apakah aku boleh menikahi Suminten ?”
Cempluk :” (terkejut) Apa? Kamu akan
menikahi Suminten.”
Subroto :” Iya Cempluk, tadi Bapak
bilang kalau Suminten gila karena suka kepadaku.”
Cempluk :” Kalau untuk menolongnya aku
izinkan. Tapi, jika unutk menuruti nafsumu tidak
aku izinkan.”
Subroto :” Tidak, Cempluk. Niatku dari
awal memang untuk menolongnya agar cepat
Sembuh.”
Cempluk :” Ya sudah, tidak apa – apa
saya setujui.”
Akhirnya
Subroto menikahi Suminten untuk menolongnya agar cepat sembuh. Dan Suminten pun
sembuh dari kegilaannya.
SELESAI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar